Wednesday, November 18, 2009

Puisi dan Kaum Muda Ahluwalia

AMHERST College, AS, 26 Oktober 1963. Musim gugur mulai membalut kota New York. Presiden AS John Fitzgerald Kennedy (1917�1963), hari itu berpidato untuk Robert Frost Library dengan kata-kata yang menyentuh:
"Ketika kekuasaan menyeret manusia ke arah arogansi, puisi mengingatkan bahwa manusia punya keterbatasan. Ketika kekuasaan mendangkalkan area kepedulian, puisi mengingatkan bahwa eksistensi manusia itu kaya dan punya banyak ragam. Ketika kekuasaan menyimpang, puisi membersihkannya." (New York Times, 27 September1963)
Kelak kalimat-kalimat Kennedy itu, yang disampaikan untuk menghormati penyair kesohor AS, Robert Frost, menjadi populer di kalangan kaum muda. Sehingga muncullah metafora "ketika politik mengotori masyarakat, maka puisi akan membersihkannya."
Tapi di zaman modern ini, barangkali hanya sedikit mahasiswa, remaja, dan kaum muda yang peduli puisi. Selebihnya adalah anak-anak remaja dan muda yang gelisah, bimbang, atau sibuk bekerja. Atau ada yang malahan bingung mencari uang dan karir. Atau malah bingung karena "kelebihan uang" di tengah kesulitan hidup banyak orang.
Kaum muda kita mungkin berada pada situasi seperti ini: Di satu sisi, birokrasi dan demokrasi prosedural yang meracuni bahasa dengan janji dan retorika belaka, dan di sisi lain puisi, kini kian jauh dari kehidupan remaja maupun kaum muda.
Namun hidup adalah pergulatan dan perjuangan. Meminjam frase Rendra, perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Karena itu, kaum muda yang kini semakin bergairah dalam memandang demokrasi dan masa depan Indonesia, seyogianya terus mencari alteratif dan inovasi kreatif untuk memperbarui sendi-sendi kehidupan berbangsa-bernegara yang sudah digariskan oleh para pendahulu dan pemimpin senior kita.
Artinya, dengan optimisme, kaum muda harus berani memperbarui dan menyempurnakan republik ini dalam menapak ke depan, di bidang ilmu pengetahuan, seni-budaya, sosial-ekonomi, lingkungan, dan di segala lapangan kehidupan.
Kaum muda adalah harapan! Dan harapan adalah cahaya yang memotivasi perjuangan yang mesti diilhami nilai heroisme 10 November 1945.

No comments:

Post a Comment